SPECT CT SCAN
- Bahan I
- bahan kuliah spect ct
- bahan kuliah 2
- Spect vs PET: https://www.youtube.com/watch?v=_NSyAEi12M0
- Spect vs PET: https://www.youtube.com/watch?v=lXkndmLV_ps
SPECT CT SCAN
Pemeriksaan bone scan merupakan pemeriksaan yang sangat sensitif dibandingkan dengan foto sinar-X dan secara rutin telah digunakan. Namun pemeriksaan ini memerlukan waktu yang lama dan biaya yang relatif tinggi.
Hasil radiografi yang baik akan memberikan informasi yang berguna bagi dokter spesialis untuk menegakkan sebuah diagnosa. Hasil kualitas gambaran radiografi yang bagus sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya faktor peralatan (unit sinar-X, kaset, dan processing) dan faktor teknik (sumber daya manusia dan pasien). Untuk menjamin penilaian yang tetap maka persyaratan standar atas faktor-faktor tersebut dengan cara menerapkan metode quality assurance (QA) dan quality control (QC), dengan demikian akan menghasilkan diagnosis yang optimal.
Jaminan mutu/quality assurance (QA) adalah program manajemen menyeluruh yang digunakan untuk memastikan keunggulan dalam pelayanan kesehatan melalui pengumpulan dan evaluasi data yang sistematis. Tujuan utama dari program quality assurance (QA) adalah peningkatan pelayanan pasien, ini termasuk parameter pemilihan pasien dan penjadwalan, teknik manajemen, kebijakan dan prosedur departemen, efektivitas dan efisiensi teknis, pendidikan dalam pelayanan, dan interpretasi gambar dengan ketepatan waktu laporan.
Analisis pengulangan foto rontgen adalah proses yang sistematik untuk mendata gambar-gambar yang ditolak atau diulang untuk menentukan penyebab pengulangan sehingga pengulangan gambar dapat diminimalisasikan untuk masa yang akan datang. Pada fungsi Digital Radiography (DR) dapat dikatakan juga bahwa analisis pengulangan dilakukan sebelum adanya proses pencetakkan radiograf. Evaluasi secara sistematis perlu dilakukan terhadap sistem kerja alat dan fasilitas pendukung, prosedur kerja instansi dan tingkat ketrampilan pekerja. Hal tersebut dapat meminimalkan pengulangan pemeriksaan dan meningkatkan efektifitas dari program jaminan mutu.
The latter part of the 20th and early 21st centuries have been marked by remarkable advancements in nuclear medicine, notably in imaging technologies and therapeutic applications. These developments have significantly enhanced the ability to diagnose and treat various medical conditions, especially cancer.
The 1950s and 1960s marked a transformative era in nuclear medicine, characterised by significant advancements in diagnostic imaging technologies and the introduction of new radionuclides that enhanced imaging capabilities.
The 1930s and 1940s were pivotal decades in the evolution of nuclear medicine, marked by significant technological advancements and practical applications. These years saw the development of critical tools and techniques that expanded the potential of nuclear medicine in both diagnostics and treatment.
Key figures like Henri Becquerel and Marie Curie played pivotal roles in unveiling the properties of radioactive elements, laying the groundwork for the medical application of these discoveries.
1965
Peresmian Pusat Atom Bandung oleh Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno
1967
Peresmian unit Kedokteran Nuklir pertama di Indonesia , yang pada saat itu masih bernama “Balai Kedokteran Nuklir Kementerian Kesehatan RI” dan sesuai dengan namanya secara struktur organisasi berada di bawah Kementerian Kesehatan RI.